kompasiana.com – ChatGPT dapat membuat program komputer? Betul!

Tetapi membuat sistem? Saya pikir teknologi AI belum sampai sejauh itu. Kalau untuk tugas pemrograman anak kuliah mungkin bisa diandalkan. Tetapi pemrograman “besar” yaitu membuat sebuah sistem komputer, rasanya masih belum bisa.

Mengapa? Karena membuat sebuah sistem komputer, prosesnya juga panjang dan komplek. Ok lah tidak semuanya proses panjang itu adalah tugas seorang programmer.

Katakanlah tugas programmer itu hanya coding. Sekedar coding saja, sebenarnya sejak dulu sudah bisa dibuatkan secara otomatis. Namun tidak banyak programmer yang mempergunakannya. Mungkin yang pakai hanya programmer pemula. Karena code-code yang dibuat otomatis itu pasti menggunakan code-code standard yang bisa jadi bertele-tele, padahal hanya membuat program kecil.

Sementara itu, jika ada perubahan dan harus mengedit code program, usaha yang dibutuhkan menjadi dua kali lipat. Karena program otomatis tadi perlu dipelajari lagi.

Membaca script pemrograman orang lain sama saja dengan membaca pikiran pembuatnya. Jadi akan lebih cepat jika membuat script pemrograman sendiri dan bekerja dengan script tersebut sampai selesai.

Namun demikian, sistem-sistem seperti ChatGPT akan membantu, karena bahasa pemprograman itu ada banyak jenis. Terkadang, seorang programmer dituntut untuk mencari solusi tertentu di luar bahasa pemrograman utama yang dipakai. Sesuatu yang tidak terlalu besar, namun penting. Nah ini biasanya bisa mencari tahu lewat om Google.

Disalin, dipelajari, dan kemudian diubah sesuai kebutuhan. Dengan adanya ChatGPT, bisa langsung request tanpa perlu buang-buang waktu cari sana-sini, tanya teman-teman yang kira-kira tahu, atau paling jelek, hire orang lain yang memang jago disitu.

Dengan adanya ChatGPT, tentu solusi bisa lebih cepat didapat dan lebih murah. Programmernya tinggal copy paste. Bukan sembarang copy paste, tetapi dibutuhkan keahlian khusus sebagai programmer untuk tahu bagaimana dan kemana copy pastenya.

Selain itu, programmer-programmer pemula pun akan terbantu dengan adanya ChatGPT. Karena memang dunia pemrograman itu cukup luas dan jenis pekerjaannya bukan jenis yang teratur seperti pekerjaan administrasi yang setiap hari selalu sama pekerjaannya.

Dengan adanya ChatGPT, seorang programmer seharusnya akan lebih cepat meningkat “karirnya”. Bukan lagi hanya sekedar membuat script pemrograman sesuai pesanan, tetapi juga sekaligus berinisiatif menganalisa, apa kira-kira yang akan dibutuhkan dan seperti apa seharusnya alur programnya untuk membuat sebuah sistem yang handal dan sesuai kebutuhan. Inisiatif menganalisa ini tidak bisa diserahkan kepada ChatGPT.

Kalau idenya sudah terbentuk baru bisa dipesan solusinya. Istilahnya, seorang analis akan berpikir mengenai solusi, sementara seorang programmer tok hanya bisa membuat script pemrograman sesuai pesanan. Nah bagian inilah yang bisa dikerjakan oleh ChatGPT.

Tuntutan pekerjaan memang menjadi lebih tinggi dengan kemajuan teknologi, walaupun belum tentu diiringi meningkatnya penghargaan alias gaji. Namun daripada tergusur oleh teknologi dan menjadi pengangguran teknologi, sebaiknya para programmer juga menyesuaikan diri.

Tentu saja hal-hal seperti ini perlu dipersiapkan juga oleh lembaga pendidikan. Para mahasiswa harus dipersiapkan bukan hanya untuk menjadi seorang pembuat script pemrograman, tetapi menjadi seorang analis.

Bagaimana dengan orang-orang yang lahir lebih dulu daripada generasi sekarang? Justru mereka beruntung berkesempatan mempelajari sesuatu yang sekarang sudah tidak dipelajari lagi atau hanya sedikit dipelajari.

Para generasi terdahulu, seharusnya dapat dengan mudah menyesuaikan diri karena mereka sudah mempelajari dasar pengetahuannya dan juga menggunakannya, jauh sebelum suatu teknologi baru lahir. Jadi seharusnya tidak ada masalah, kecuali memang pengetahuan dasarnya tidak cukup kuat.

Sekarang saja, para lulusan teknologi informatika kebanyakan lebih mengerti produk daripada konsep. Maka ketika berganti produk, mereka kesulitan. Padahal jika mereka mengerti konsep, apapun produknya, tidak akan sulit untuk beradaptasi.

Generasi sekarang mungkin akan lebih mudah beradaptasi menggunakan teknologi baru, tetapi generasi sebelumnya selain dapat menyesuaikan diri dengan teknologi baru, juga mengerti apa dan bagaimana di balik teknologi tersebut. Jadi mereka pasti lebih tahu bagaimana seharusnya menggunakan teknologi tersebut.

Ibarat penyair handal, meskipun bentuk puisi awal adalah buatan ChatGPT, tetapi dia tetap tahu bagaimana mengedit puisi tersebut agar tetap menunjukan karakter khas sang penyair. Tentu berbeda dengan orang yang hanya sekedar request dibuatkan oleh ChatGPT, meskipun dengan menyebutkan permintaan dengan detail.

Jadi, seorang ahli, termasuk programmer, tidak akan terlalu mudah disingkirkan oleh teknologi AI semacam ChatGPT. Maka jadilah ahli seahli-ahlinya apapun bidang pekerjaannya. Seorang programmer handal, justru akan dapat membantu mengembangkan ChatGPT menjadi lebih baik.

Sumber Artikel:
https://www.kompasiana.com/vrgultom/6407625a4addee38cc4d8db2/chatgpt-dan-programmer-akan-saling-membantu?page=2&page_images=1

Leave a Comment


https://news.asosiasi-emiten.or.id/
https://polteksci.ac.id/blog/scatter-hitam/
https://www.deriheru-navigation.com/
https://stai-barru.ac.id/play/scatter-hitam/
https://blogceta.zaragoza.unam.mx/wp-content/-/buntut77/
https://blogceta.zaragoza.unam.mx/wp-content/app/
https://www.mtsaliman02.sch.id/apps/
buntut77
bizz77
slot thailand
slot mahjong ways
https://journal.merassa.id/lib/scatter-hitam-wins/
https://inlic.org/ojs/scatter-hitam/
scatter hitam
https://www.prosiding.pasca.uniska-kediri.ac.id/tools/sv388/
https://bastb20.psp.pertanian.go.id/sv388-sabung-ayam.php
https://bastb20.psp.pertanian.go.id/scatter-hitam-mahjong-ways.php